Langsung ke konten utama

Menginap di Royal Orchids Hotel & Condominium Batu

Selama liburan di Batu dan Malang, 2 - 7 Januari 2017 kami menginap di 4 hotel berbeda.
Bagi saya, memilih hotel merupakan satu hal yang cukup menyita waktu, karena jangan sampai setelah membayar ternyata hotel yang dipesan tidak sesuai harapan. Makanya kalau baru pertama kali pergi ke satu tempat, saya lebih suka gonta-ganti hotel untuk merasakan sendiri pengalaman menginap di hotel tersebut sehingga ke depannya kita punya referensi.


View from lobby

Dari hasil searching di blog dan baca review di Tripadvisor, saya memutuskan di Batu menginap di Royal Orchids Garden & Condominium dan The Singhasari Resort sedangkan untuk di Malangnya kami stay di Harris Hotel & Convention dan Ibis Styles Malang. Semuanya saya pesan lewat traveloka dot com.

Hari pertama setelah lelah perjalanan dari Pangkalpinang, kami tiba di Royal Orchids jam 2 pm. Awalnya ragu booking hotel ini, karena di traveloka kamar yang masih tersedia kamar superior non AC (dalam bayangan saya kamarnya pake kipas), makanya bookingnya pun sehari sebelum berangkat, tapi syukurlah dugaan saya keliru. Untuk hotel di Batu dengan kondisi suhu rata-rata 12-19 C, kamar tanpa AC pun sudah dingin, malah lebih sehat jadinya dan tentu saja ga pake kipas ya. Jadi kalo di Batu ngga usah khawatir walaupun booking kamar non ac, jamin tetap nyaman.

Secara keseluruhan kami puas menginap disini, apalagi little s. Begitu sampai langsung di sambut staff hotel dengan ramah dan tidak butuh waktu lama untuk check in. Bangunan hotel terdiri dari beberapa bangunan yang terpisah pisah dan kamar kami lumayan jauh dari lobbi, sebenarnya ada jalan pintas melewati taman, tapi karena naik turun jadinya susah kalo kita bawa koper.

The Room
Ukuran kamar lumayan luas dilengkapi dengan balkon, view depan kamar condominium dengan taman, bikin mata seger. Saya pesan double bed, bednya tidak terlalu luas, hanya cukup untuk berdua, tapi dibawah tempat tidur ada bed lagi yang bisa ditarik, jadi kaya model bertingkat gitu. Ada 4 bantal empuk, kalau kurang di lemari disediakan 1 bantal tambahan.

teras/balkon depan kamar
bagian bawah bed yang putih bisa ditarik
kamar mandi
Amenitiesnya standar terdiri dari shampo, sabun, pasta dan sikat gigi, sisir, dua handuk serta hair dryer. Kamar dilengkapi dengan kulkas portable dan pemanas air, disediakan 2 botol air mineral dengan tea, kopi, gula putih dan gula merah, juga krimer.

Breakfast
Sayangnya saya nggak sempat ambil fotonya, karena rempong ngeladen little s makan, ditambah lagi takut kalo little s lepas dari pengawasan bakal ganggu tamu lain.
Untuk menunya variatif dan enak, tersedia lokal food seperti jamu, juga makanan -lupa namanya apa- terbuat dari singkong. Yang paling saya suka kue-kue jajanan pasarnya dan juga ayam stick.

Bubur Jawa dan Jamu Gendong yang ngga sempat dicoba

Garden and Pool
Point plus dari hotel ini adalah taman. Tamannya bukan seperti hamparan rumput hijau tapi terdiri dari bunga dan tanaman yang ditata rapi dan bersih jadi beraneka warna gitu -membuat hati bersemangat. Little s senang sekali main di playgroundnya. Di samping playground ada beberapa kandang yang berisi hewan dan unggas. Lumayanlah buat sarana ngenalin anak ke alam.

serunya bermain di taman

tersedia kolam buat anak
Batu dingin banget, jadi males buat nyebur kolam renang. Kolamnya dibuka hanya sampai jam 5 pm, dan ada penjual makanan  mitra pihak hotel. Jadi kalo laper, tenang aja, ada bakso malang yang tentu saja harganya bersahabat dibandingkan harga menu resto hotelnya.



Location
Waktu kami pesan taxi dari hotel ke museum angkut, saya lihat argonya hanya 12 ribuan rupiah, jadi sebetulnya letak Royal orchids cukup strategis, cuma saya nggak tau apakah dilewati angkot atau tidak. Selain itu disamping hotel ada mini market Alfa**** kalo butuh cemilan gampang banget.

Minusnya, mereka tidak punya staf khusus buat bantu bawa koper tamu, saat check out, saya telp resepsionis minta tolong  bawa koper ke lobby dan kami harus menunggu agak lama barulah datang yang ternyata staf yang bantuin adalah staf resepsionis itu sendiri -pantasan lama- kan harus melayani tamu lain yang mungkin juga lagi proses check in/out.

Walaupun demikian hal itu tidak mengurangi kenyaman kami stay disini. Suatu saat nanti jika balik lagi (haruslah pokoknya) - aamiin-, kami akan menginap di sini saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finnaly......... Alhamdulillah (Part 1)

Allahuakbar....Allahuakbar.......Allahuakbar segala puji bagi-Mu Ya Allah tiada rencana yang seindah rencana-Mu. Dari awal menikah saya dengan suami sudah berkomitmen ingin membangun keluarga bahagia dengan atau tanpa hadirnya seorang anak, jadi kami enjoy menikmati hidup. Setelah 2 tahun 8 bulan kami hidup berdua akhirnya Allah mempercayakan kami untuk menjadi calon orangtua, Alhamdulillah. Sebenarnya kejadian ini sungguh diluar dugaan, dan ceritanya berawal dari acara mudik lebaran. Tanggal 26 juli 2014 kemarin saya mudik lebaran ke rumah mertua di Tanjung enim, sumsel. dari awal sudah kita rencanain dirumah mertua hanya sampai lebaran ke 2 tanggal 28 juli,  tanggal 29 Juli pagi sekitar jam 10 pagi kita berangkat ke palembang. Setelah menempuh +/- 4 jam naik travel akhirnya jam 2an kita sampai palembang dan langsung cek-in di hotel arista yang sudah kita booking lama sebelumnya. Nah saatnya honeymoon lagi dan semuanya berawal di sini. Hi....hiiii namanya aja hanimun ya pa...

Wisata Sejarah: Berkunjung ke Museum Timah Indonesia

Bangunan museum berusia ratusan tahun Berulangkali lewat di depan Museum Timah tidak sekalipun terlintas niatan untuk mengunjunginya. Datang ke museum gak ada keren-kerennya sama sekali. Itulah yang saya pikirkan tentang museum, dulu. Semuanya berubah ketika punya anak. Kehadiran little s mengubah sudut pandang saya tentang sebuah kesenangan, bahwa bersenang-senang dapat dilakukan dimana saja, bersenang-senang tidak harus mahal dan ke luar kota. Alam dan lingkungan sekitar dapat menjadi sumber belajar bagi saya dan little s. Sehabis hujan, berbekal roti dan air mineral, kami mengunjungi Museum Timah. Banyak kejutan yang saya dapatkan ketika datang ke sini. Museum yang awalnya saya kira hanya menyimpan sejarah tentang pertimahan, ternyata menyimpan dan turut menjadi tempat saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Museum Timah ini awalnya merupakan rumah dinas BTW (Bangka Tin Winning), yang kemudian dijadikan tempat perundingan antara Pemerintah Republik Indones...