"Sesungguhnya, apabila seorang suami memandang istrinya (dengan kasih dan sayang) dan istrinya juga memandang suaminya (dengan kasih dan sayang), maka Allah akan memandang keduanya dengan pandanagn kasih dan sayang. Dan apabila seorang suami memegangi jemari istrinya (dengan kasih dan sayang) maka berjatuhanlah dosa-dosa dari segala jemari keduanya" (HR. Abu Said)
Alhamdulillah 4 desember 2011 tidak terasa sudah 2 tahunan menyandang status baru, mrs novrianto. walaupun kata emak saya belum ada apa-apanya alias masih seumur jagung rebus tapi seenak duren hi hi. I'm happy, dengan rutinitas baru yang pastinya jauh beda ketika masih single. Dari bangun tidur sampe tidur lagi membuat hidup jadi berwarna. Selalu happy? hmmmm nggak juga ada nangis-nangisnya juga koq plus berantem-berantem kecil sambil diem-dieman he he. Tapi memang harus gitu kan? rasanya aneh aja kalo ada 2 orang yang bersatu dalam sebuah pernikahan dan ngakunya gak pernah berantem selalu sepakat dalam segala hal. Mau jadi seperti apa pernikahan, kitalah yang menentukan. Kemudahan tidak selalu ada tapi pilihan untuk menjadikannya mudah atau sulit, masalah atau hikmah tetap kembali pada individu yang menjalaninya. Dan saya sudah mengikrarkan dalam hati (cailaa bahasaku), bahwa saya menikah untuk bahagia.
Setelah 2tahunan ini kita masih berdua, belum punya baby. So apakah ini masalah atau hikmah? Kembali ke ikrar awal bahwa saya menikah untuk bahagia jadi ambil hikmahnya saja, bahwa Allah masih memberikan kami kesempatan untuk berdua saling mencurahkan perhatian dan kasih sayang seperti pacaran. Ketika tidak sedang ngantor semua kegiatan kami lakukan bersama dari kepasar, jogging, ngemall, mancing, jalan-jalan, beres-beres rumah dan lainnya.
Punya baby pasti menyenangkan dan sepertinya merupakan impian bagi orang yang menikah. Sayapun demikian tapi menurut saya jangan jadikan anak sebagai tujuan utama dalam pernikahan karena itu mutlak hak Allah. Kalo anak adalah tujuan utamanya saya yakin ketika tidak terwujud maka kekecewaan besarlah yang akan muncul. So enjoy aja nikmati hidup bersama orang yang kita cintai, saling memahami, belajar menahan ego masing-masing. Alarm bagi diri sendiri nih kalo memang pengen ciptain pernikahan yang bahagia penting banget untuk menahan ego masing-masing tapi tetap... tanpa harus kehilangan jati diri.
Tapi kenyataanya nahan ego tuh susaaaahhhhh banget.*maaf ya sayang suka egois*:).
Jadi kenapa harus pusing dengan masalah yang muncul dalam pernikahan. Menikah harus bahagia dan itu wajib hukumnya.
Komentar
Posting Komentar