Langsung ke konten utama

Menginap di Swiss Bell Resort Belitong



Swiss Bellresort Tanjung Binga

Liburan kenaikan kelas Juli 2019, kami hoping island ke Belitung. Tetanggaan pulau sama Bangka, but this is my first time dan kami terpesona dengan pantai - pantainya, airnya jernih dan biru banget .. padahal di Bangka juga dikelilingi pantai tapi pantai Belitung emang luar biasa.

Pulau Gosong 


Selama di Belitong, *orang sana lebih senang disebut gitu*, kami nginapnya di Swiss Bell Resort dan pesannya beberapa bulan sebelumnya di webnya langsung, lebih murah sih banding pesan di OTA.

Kamar


Kami menempati kamar 315 di lantai 3, viewnya kolam dan ... pantai, indah banget malah di kejauhan terlihat menara mercusuar Pulau Lengkuas

Kamar bersih, lumayan luas dilengkapi dengan balkon. Tersedia mini kulkas, pemanas air listrik beserta kopi, teh, gula, krimer sachetan.
Interior kamar mandinya cantik, amenities lengkap. Semua peralatan mandinya berfungsi dengan baik.




Capek setelah delay yang mantul
Ada yang ga sabar liat kolam

view from my room


  

Pool and Garden
Yang paling cakep dan penting bagi Shanum tentu saja kolamnya. Ada 3 kolam dengan kedalaman yang berbeda, salah satu diantaranya ada infinity poolnya.
Setiap sore kami renang sambil nunggu sunset, Subhanallah... indah banget, suasana tenang, temaram menuju malam ditambah angin yang semilir, terasa syahdu.



Berasa kolam pribadi, Pulau Lengkuas tampak di kejauhan dengan menara mercusuarnya 

Bangun tidur diajak sarapan tapi maunya langsung ke kolam













Breakfast


Pilihan menunya tentu saja beragam, dengan rasa yang lumayan enak. Tapi karena letak sarapannya di pinggir kolam dan Shanum selalu ga nahan kalo liat air, miminya makan jadi buru2 dan ga bisa icip semuanya, bahkan ga sempat foto banyak.







Lokasi


Nah ... ini yang menurut saya minusnya adalah lokasinya yang jauh dari kota. Kalo udah stay di sini dan ga bawa kendaraan, ya .. udah mendep aja di hotel :). 
Sebelum berangkat saya sudah kontak ke sini untuk rental mobil selama di Belitung, mereka nawarin pick up bandara hotel. Biayanya Rp150.000,00. Don't worry juga di bandara banyak sebetulnya jasa seperti ini, bahkan hotelnya sendiri nyediain shuttle bandara berbayar.

Karena letaknya yang jauh , kalo butuh ke ATM atau beli cemilan yaa mesti carinya pas ke kota.
Sayangnya hotel juga tidak menyediakan shuttle ke tempat wisata. Mungkin bisa di pertimbangkan pihak hotel ke depannya. Padahal dari hotel ke pantai Tanjung Kelayang tuh deket banget, walau tetap aja ga bisa kalo mesti jalan kaki. Jadinya kan rugi banget mesti rental mobil tapi mobil stay seharian sementara kita hopping island.

Overall kami puas nginep di sini, kolamnya juara, service oke, stafnya ramah dan ga mau di beri tip. Jadi pilihan kami kalo ke Belitung lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menginap di Royal Orchids Hotel & Condominium Batu

Selama liburan di Batu dan Malang, 2 - 7 Januari 2017 kami menginap di 4 hotel berbeda. Bagi saya, memilih hotel merupakan satu hal yang cukup menyita waktu, karena jangan sampai setelah membayar ternyata hotel yang dipesan tidak sesuai harapan. Makanya kalau baru pertama kali pergi ke satu tempat, saya lebih suka gonta-ganti hotel untuk merasakan sendiri pengalaman menginap di hotel tersebut sehingga ke depannya kita punya referensi. View from lobby Dari hasil searching di blog dan baca review di Tripadvisor, saya memutuskan di Batu menginap di Royal Orchids Garden & Condominium dan The Singhasari Resort  sedangkan untuk di Malangnya kami stay di  Harris Hotel & Convention  dan  Ibis Styles Malang . Semuanya saya pesan lewat traveloka dot com. Hari pertama setelah lelah perjalanan dari Pangkalpinang, kami tiba di Royal Orchids jam 2 pm. Awalnya ragu booking hotel ini, karena di traveloka kamar yang masih tersedia kamar superior non ...

Finnaly......... Alhamdulillah (Part 1)

Allahuakbar....Allahuakbar.......Allahuakbar segala puji bagi-Mu Ya Allah tiada rencana yang seindah rencana-Mu. Dari awal menikah saya dengan suami sudah berkomitmen ingin membangun keluarga bahagia dengan atau tanpa hadirnya seorang anak, jadi kami enjoy menikmati hidup. Setelah 2 tahun 8 bulan kami hidup berdua akhirnya Allah mempercayakan kami untuk menjadi calon orangtua, Alhamdulillah. Sebenarnya kejadian ini sungguh diluar dugaan, dan ceritanya berawal dari acara mudik lebaran. Tanggal 26 juli 2014 kemarin saya mudik lebaran ke rumah mertua di Tanjung enim, sumsel. dari awal sudah kita rencanain dirumah mertua hanya sampai lebaran ke 2 tanggal 28 juli,  tanggal 29 Juli pagi sekitar jam 10 pagi kita berangkat ke palembang. Setelah menempuh +/- 4 jam naik travel akhirnya jam 2an kita sampai palembang dan langsung cek-in di hotel arista yang sudah kita booking lama sebelumnya. Nah saatnya honeymoon lagi dan semuanya berawal di sini. Hi....hiiii namanya aja hanimun ya pa...

Wisata Sejarah: Berkunjung ke Museum Timah Indonesia

Bangunan museum berusia ratusan tahun Berulangkali lewat di depan Museum Timah tidak sekalipun terlintas niatan untuk mengunjunginya. Datang ke museum gak ada keren-kerennya sama sekali. Itulah yang saya pikirkan tentang museum, dulu. Semuanya berubah ketika punya anak. Kehadiran little s mengubah sudut pandang saya tentang sebuah kesenangan, bahwa bersenang-senang dapat dilakukan dimana saja, bersenang-senang tidak harus mahal dan ke luar kota. Alam dan lingkungan sekitar dapat menjadi sumber belajar bagi saya dan little s. Sehabis hujan, berbekal roti dan air mineral, kami mengunjungi Museum Timah. Banyak kejutan yang saya dapatkan ketika datang ke sini. Museum yang awalnya saya kira hanya menyimpan sejarah tentang pertimahan, ternyata menyimpan dan turut menjadi tempat saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Museum Timah ini awalnya merupakan rumah dinas BTW (Bangka Tin Winning), yang kemudian dijadikan tempat perundingan antara Pemerintah Republik Indones...